Friday, January 7, 2011

Suku Dayak Dhermayu

Alkisah disebuah dusun terpencil muncullah seorang yang dianggap sebagai guru. Dengan segala kelebihan yang dimiliki, hasil dari belajar di berbagai tempat selama dia mencari arti sebuah kehidupan. Guru ini berjuang mamahami hidup dengan berbekal ilmu yang diperoleh dan hasil dari oleh pikir secara pribadi.
Pada tahap selanjutnya, sang guru mulai mengajarkan apa yang dia temui kepada beberapa orang yang tertarik, hingga lama-kelamaan terciptalah sebuah komunitas yang sangat menghormati apa yang diajarkan oleh sang guru. Komunitas ini semakin dikenal oleh masyarakat luar, bahkan mulai menarik perhatian dari pemerintahaan kala itu. Dengan menuai pro dan kontra, komunitas ini tetap ada dan melakukan aktivitas seperti biasa, entah sampai kapan.
Sebuah kisah yang merupakan sebuah gambaran bagi Suku Dayak Hindu -Budha Bumi Segandu Indramayu yang bermukim di wilayah Kampung Segandu, Desa Krimun, Losarang, Indramayu. Komunitas yang memunculkan pro dan kontra di Indramayu, bahkan hingga nasional. Banyak pembelaan yang dilakukan oleh aktivis HAM (?) dan aktivis budaya baik lokal maupun tingkat nasional.
Bagi masyarakat Indramayu sendiri, fatwa MUI seharusnya bukan menjadi polemik yang berkepanjangan, dan juga bukan ajang untuk melakukan ujian terhadap sebuah fatwa, apakah fatwa itu benar atau tidak. Bagi kaum muslimin, jelas apa yang dilakukan oleh komunitas dayak ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Sudah menjadi tugas MUI untuk melindungi akidah Islam dari segala bentuk penyimpangan dan penodaan, hal ini seharusnya tidak diperdebatkan.
Mengenai adanya pembelaan dari beberapa budayawan Indramayu yang mengatakan, bahwa Dayak Bumi Segandu bukanlah sebuah agama atau aliran kepercayaan, bahkan dengan tegas mengatakan bahwa mereka pun beragama, namun seperti masyarakat muslim yang tidak melaksanakan sholat. Sungguh sebuah perumpamaan yang picik kalau tidak mau dikatakan sebuah perumpaan yang mengada-ada. Kita tidak bisa menyamakan aktivitas Dayak Bumi Segandu dengan orang muslim yang tidak sholat, saya tidak akan menjelaskan secara detail, mungkin pembaca sudah bisa memahami hal tersebut.
Jikalah komunitas ini masih meyakini apa yang diajarkan dan keyakinan itu tidak bisa berubah, maka sebaiknya mendaftarkan diri ke Departemen Kebudayaan untuk menjadikannya sebuah aliran atau agama, seperti halnya Konghucu. Itu merupakan jalan tengah, daripada kita sesama warga Indramayu berdebat soal sebuah keyakinan, satu sisi mayoritas masyarakat Indramayu yang notebene adalah muslim, tentu tidak ingin akidahnya terganggu akibat penyebaran sebuah pemahaman yang belum dianggap sah oleh pemerintahan resmi saat ini, dilain pihak, Dayak Bumi Segandhu pun tidak mau melepas keyakinannya itu untuk kembali kepada keyakinan sebelumnya atau keyakinan yang sesuai dengan konsensus nasional. Maka sebuah jalan tengah harus ditempuh, daripada setiap pihak selalu memunculkan argumen masing-masing melalui media.Sebuah catatan menarik dari komunitas online, ternyata literatur tentang dayak indramayu ini cukup banyak beredar diinternet, dan sempat menjadi perdebatan di dunia facebook. Pada intinya, asal mereka tidak mengganggu dan menimbulkan ancaman, namun memang harus ada kejelasan mengenai status keyakinan mereka sesuai dengan aturan yang berlaku di negara ini.wiralodra.com

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More